Senin, 19 Oktober 2015

MAKALAH SENI RUPA KELOMPOK 8



MAKALAH

TENTANG

 Bekarya Seni Rupa Trimatra (3D)
Membutsir dan Merangkai (Barang Bekas)”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa SD Prodi PGSD
Dosen Pengampu : Muhammad Reyhan Florean, M.Pd








 

Disusun Oleh Kelompok 8:
1.     Ivonne Patricia                               (14186206255)
2.     Alisha Afrilia                                  (14186206259
3.     Ibnu Mubaroq                               (14186206254)
4.     Endra Putra Prasetyo                   (14186206258)
                           


KELAS 3 G SEMESTER 3
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI TULUNGAGUNG
SEMUA PROGRAM STUDI TERAKREDITASI
Jl. Mayor Sujadi Timur No. 7 Tulungagung, Kode Pos : 66221, Telp/Fax. (0355) 321426
BULAN OKTOBER
TAHUN AJARAN 2015-2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
             Syukur  alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penyusun tugas ini dapat diselesaikan tepat waktunya. Tugas ini disusun untuk mengajukan mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD dengan judul Makalah tentang “Berkarya Seni Rupa Trimatra (3D) “ Membutsir dan Merangkai (Barang Bekas) ” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan  Seni Rupa SD
             Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Laporan ini , serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan Materi Pendidikan Seni Rupa SD, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
             Dalam penyelesaian penulis laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka tidak berlebihan kiranya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.Drs. Djoko Edi Yuwono,M.M. Selaku Rektor  STKIP PGRI TULUNGAGUNG
2.Bapak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd Selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa SD
             Laporan ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya yang sangat terbatas. Oleh kerena itu, saya mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini disusun semoga bermanfaat, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Ada kurang lebihnya saya mohon maaf
Wassalamualaikum Wr Wb.

Tulungagung, 12 Oktober 2015

Penulis


Daftar Isi

Halaman Judul.................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN
A.         Latar Belakang...................................................................................... 1
B.          Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.          Manfaat.............................................................................................. .. 1

BAB II : PEMBAHASAN
A.       Konsep Seni....................................................................................... .. 2
B.       Konsep Seni Rupa..............................................................................   3
C.       Konsep Pendidikan  Seni .................................................................. .. 5
D.       Jenis Karya Seni Rup.........................................................................   6
2.1     Membutsir................................................................................... 6
               2.2     Merangkai.................................................................................. 8

BAB III : PENUTUP
A.       Kesimpulan........................................................................................... 12
B.       Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Melalui pendidikan seni anak dilatih untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman mencipta yang disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya setempat serta untuk memahami, menganalisis, dan menghargai karya seni. Tegasnya pendidikan seni di sekolah dapat menjadi media yang efektif dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan sensitivitas anak. Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Anak-anak sekolah dasar diajarkan membutsir untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengolah tanah atau platisin maupun bahan lainnya agar menjadi suatu seni yang berharga. Marangkai ialah menyusun atau menyambungkan bagian benda yang satu ke benda yang lain hingga membentuk suatu komposisi yang utuh berkesatuan. Merangkai bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak juga dalam mengolah barang bekas agar dapat digunakan kembali.\

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Pengertian Konsep Seni dan Konsep Seni Rupa ?
2.    Apa Pengertian Konsep Pendidikan  Seni dan Pendidikan Seni Rupa ?
3.    Apa Saja Jenis Karya Seni Rupa ?
4.    Apa itu membutsir dan bagaimana tekniknya ?
5.    Apa itu merangkai dan bagaimana tekniknya?

C.    Manfaat
1.    Untuk mengetahui Konsep Seni dan Seni Rupa
2.    Untuk mengetahui Pengertian Konsep Pendidikan  Seni dan Seni Rupa
3.    Untuk mengetahui Jenis Karya Seni Rupa
4.      Untuk mengetahui arti membutsir dan teknik membutsir
5.      Untuk mengetahui arti merangkai dan teknik merangkai

BAB II
PEMBAHASAN

     A.  KONSEP SENI
     1. Pengertian Seni
     Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “sani” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
     Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

     2.  Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.
Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

       B. KONSEP SENI RUPA
       1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata) atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya

2.  Fungsi Seni Rupa
Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a.                                 media ekspresi
b.                                media komunikasi
c.                                 media pengembangan bakat
d.                                media pendidikan
3.   Aspek seni rupa
a.       Aspek grahita
b.      Aspek Garapan
c.       Aspek Tata
      4.   Jenis Karya Seni Rupa
a)      Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b)      Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta

      C.    KONSEP PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

     D. JENIS KARYA SENI RUPA
Jenis karya seni rupa antara lain :
      2.1  Membutsir
Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya dengan tangan. Jika terlalu lembek biarkan (diangin-anginkan) hingga kadar airnya berkurang, dan jika dipegang tanah tidak lengket pada tangan kita. Namun jika menggunakan plastisin (lilin/malam), tidak akan terjadi masalah pengolahan bahan. Pada tahap pertama, buatlah bentuk global (dari benda yang akan diciptakan), kemudian buatlah bentuk rincinya setahap demi setahap. Untuk menghaluskan permukaan bentuk, gunakan alat butsir (dari kawat atau kayu yang dibuat menyerupai jari tangan).
Untuk membuat patung dengan Teknik butsir, membutuhkan alat – alat sebagai berikut : sudip ,pisau, tali pemotong, rol penggilas serta pahat pendukung lainnya.Bahan untuk membuat patung dengan teknik butsir adalah tanah liat, semen, plastisin, lilin, bubur kertas, sabun, dan gips.
Proses pembuatan patung dengan teknik butsir adalah :
·         Siapkan tanah liat atau plastisin
·         Siapkan alat bantu butsir dan air
·         Siapkan meja putar (jika ada)
·         Siapkan gambar rancangan patung
·         Tempatkan tanah liat atua plastisin di atas meja putar sedikit demi sedikit
·         Pijat – pijat bahan hingga mendekati bentuk yang diinginkan secara global
·         Jika bahan kurang bisa di tambah, sebaliknya bila berlebih bisa dikurangi
·         Sempurnakan bentuk dengan alat bantu
·         Berikan sentuhan akhir dengan pembentukan detail patung dan di haluskan
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam pengembangannya, selama tidak mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat dipergunakan bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk sesuai keinginan mereka. Anak-anak akan menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah liat, untuk merasakan sensualitasnya.
Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a.       Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.
b.      Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.
c.       Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.
d.      Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.
     2.2  Merangkai
Marangkai ialah menyusun atau menyambungkan bagian benda yang satu ke benda yang lain hingga membentuk suatu komposisi yang utuh berkesatuan. Susunan atau rangkaian tersebut menciptakan struktur bentuk, baik bentuk abstrak ataupun naturalistis. Benda yang disusun bisa berupa buah- buahan, sayur-sayuran, bunga-bungaan, benda-benda bekas (limbah: kertas, dus, kaleng, botol plastik, kotak korek api, dsb). Teknik merangkai bermacam- macam, ada yang dihekter, dilem, dipatri, diikat, tergantung dari kebutuhan dan kemungkinan kekuatan dari konstruksi susunan tersebut. Kegiatan in bisa berupa kegiatan: merangkai bunga, merangkai janur, merangkai manik-manik, membuat jembatan dari dus bekas, membuat maket rumah-rumahan dari kotak korek api, dan sebagainya.


A.    MEMBUTSIR DENGAN PLASTISIN/ MALAM

Alat dan bahan                 :
                    Plastisin
Cara Membuat                  :
a)    Menyiapkan alat dan bahan.
b)   Melunakkan plastisin dengan cara memijat-mijatnya hingga bisa dibentuk.
c)    Membentuk plastisin bundar sebagai kepalanya.
d)   Buat badannya agak panjang.
e)    Membuat kaki patung dengan ukuran yang sesuai dengan bentuk tubuh.
f)     Membuat ekornya dengan melintir-lintir plastisin hingga panjang dan kecil.
g)    Membuat mata patung sekaligus telinganya.
h)   Tempelkan bagian-bagian yang sudah dibentuk pada tubuh patung hingga membentuk tubuh yang utuh.














Hasil Karya Patung Plastisin

B.     MERANGKAI BAHAN BEKAS

Bahan     : Kulit Bambu, lem kayu, Kardus, Sterofoam, Bambu Kecil, dan Triplek.
Alat         : gunting, pemotong triplek, pisau, penggaris, pensil
CARA PEMBUATAN :
a)   Mencari desain miniatur Pure.
b)   Potong triplek dengan ukuran panjang 10 cm lebar 15 cm.
c)    Tempel triplek dengan sterofoam.
d)   Bentuk Kardus agak miring sebagai atap, dan semakin ke atas semakin kecil dan sesuaikan ukuran.
e)    Tempelkan kulit bambu dengan rapi pada kardus.
f)     Untuk mempercantik, maka karya tersebut bisa di cat atau di plitur.




Hasil Kerajinan Seni Rupa Merangkai

BAB III
PENUTUP

·         Kesimpulan
   Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.
    Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Fungsi Seni Rupa dapat berfungsi sebagai :media ekspresi, media komunikasi ,media pengembangan bakat .media pendidikan  Aspek seni rupa antara lain: Aspek grahita,Aspek Garapan,Aspek Tata Jenis Karya Seni Rupa antara lain :Karya rupa murni dan.Karya seni rupa terapan
        Jenis Karya Seni Rupa Antara Lain :Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Marangkai ialah menyusun atau menyambungkan bagian benda yang satu ke benda yang lain hingga membentuk suatu komposisi yang utuh berkesatuan.

·         Saran
        Sebaiknya guru mampu menguasai teknik ini, sehingga dalam proses penerapannya nanti dapat menjelaskan pada siswanya, dan siswanya pun mampu menerapkan dengan baik teknik tersebut sehingga dapat menciptakan karya seni sesuai kreativitas masing-masing.




DAFTAR PUSTAKA



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar