MAKALAH
TENTANG
Bekarya Seni Rupa Trimatra (3D)
“Membutsir dan Merangkai (Barang Bekas)”
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Pendidikan Seni Rupa SD Prodi PGSD
Dosen
Pengampu : Muhammad Reyhan Florean, M.Pd
Disusun
Oleh Kelompok 8:
1. Ivonne
Patricia (14186206255)
2. Alisha
Afrilia (14186206259)
3. Ibnu
Mubaroq (14186206254)
4.
Endra Putra Prasetyo (14186206258)
KELAS 3 G SEMESTER 3
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI TULUNGAGUNG
SEMUA PROGRAM STUDI TERAKREDITASI
Jl. Mayor Sujadi Timur No. 7 Tulungagung, Kode Pos :
66221, Telp/Fax. (0355) 321426
BULAN OKTOBER
TAHUN AJARAN 2015-2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penyusun
tugas ini dapat diselesaikan tepat waktunya. Tugas ini disusun untuk mengajukan
mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD dengan judul Makalah tentang “Berkarya Seni
Rupa Trimatra (3D) “ Membutsir dan Merangkai (Barang Bekas) ” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD
Makalah ini
ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan Laporan ini , serta infomasi dari media massa
yang berhubungan dengan Materi Pendidikan Seni Rupa SD, tak lupa penyusun
ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Dalam penyelesaian
penulis laporan ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka tidak berlebihan kiranya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.Drs. Djoko Edi Yuwono,M.M. Selaku Rektor STKIP PGRI TULUNGAGUNG
2.Bapak Muhammad
Reyhan Florean, M.Pd Selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa SD
Laporan ini masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya yang sangat terbatas. Oleh kerena
itu, saya mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini
disusun semoga bermanfaat, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan. Ada kurang lebihnya saya mohon maaf
Wassalamualaikum Wr Wb.
Tulungagung, 12 Oktober 2015
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul.................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.
Manfaat.............................................................................................. .. 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Konsep Seni....................................................................................... .. 2
B. Konsep Seni Rupa..............................................................................
3
C. Konsep Pendidikan Seni .................................................................. .. 5
D. Jenis Karya Seni Rup.........................................................................
6
2.1 Membutsir................................................................................... 6
2.2 Merangkai.................................................................................. 8
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melalui pendidikan seni anak dilatih untuk
memperoleh keterampilan dan pengalaman mencipta yang disesuaikan dengan
lingkungan alam dan budaya setempat serta untuk memahami, menganalisis, dan
menghargai karya seni. Tegasnya pendidikan seni di sekolah dapat menjadi media
yang efektif dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, dan
sensitivitas anak. Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin
(plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu
berdasarkan daya cipta. Anak-anak sekolah dasar diajarkan membutsir untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam mengolah tanah atau platisin maupun bahan
lainnya agar menjadi suatu seni yang berharga. Marangkai ialah menyusun atau
menyambungkan bagian benda yang satu ke benda yang lain hingga membentuk suatu
komposisi yang utuh berkesatuan. Merangkai bertujuan untuk mengembangkan
kreativitas anak juga dalam mengolah barang bekas agar dapat digunakan
kembali.\
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Konsep Seni dan Konsep Seni Rupa ?
2. Apa
Pengertian Konsep Pendidikan Seni dan Pendidikan Seni Rupa
?
3. Apa Saja Jenis Karya Seni Rupa ?
4. Apa itu membutsir
dan bagaimana tekniknya ?
5. Apa itu merangkai dan bagaimana tekniknya?
C. Manfaat
1. Untuk
mengetahui Konsep Seni dan Seni Rupa
2. Untuk
mengetahui Pengertian Konsep Pendidikan Seni dan Seni Rupa
3. Untuk
mengetahui Jenis Karya Seni Rupa
4. Untuk mengetahui arti membutsir dan teknik
membutsir
5. Untuk mengetahui arti merangkai dan teknik merangkai
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP SENI
1. Pengertian
Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di
pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon
kabarnya kata seni berasal dari kata “sani” yang kurang lebih artinya “Jiwa
Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan
orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di
eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/
atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna
ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan
semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah
mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara
yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia,
ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan
lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai
estetika.
2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif,
individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan
seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh:
Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah
menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah
bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu
yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik
Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan
lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van
Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan
identitas dari karya mereka.
Seni memiliki sifat perasaan,
pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh
sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan
perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan
seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu
itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu
itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan
indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat
abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat
demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat
dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu
melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan
masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya
orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah
dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak
yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film,
novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan
tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak
mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu,
bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan
tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat
lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa
mengetahui siapa pembuatnya.
B. KONSEP
SENI RUPA
1. Pengetian
Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang
kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang
diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip
desain.
Seni rupa merupakan realisasi
imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga
dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa
murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.
Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang
ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada
kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah
diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini
adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai
dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika
belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni
saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik,
kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan
bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang
bermanfaat.
Seni rupa atau seni yang tampak adalah
salah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap
oleh indera penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah
teksturnya dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb.
Namun tidak menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun
tidak nyata) atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita
dikelabuhi oleh sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu
seolah-olah kita melihat adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak
ada jika kita merabanya
2. Fungsi
Seni Rupa
Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a.
media ekspresi
b.
media komunikasi
c.
media pengembangan bakat
d.
media pendidikan
3. Aspek
seni rupa
a.
Aspek grahita
b.
Aspek Garapan
c.
Aspek Tata
4.
Jenis Karya Seni Rupa
a)
Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai
sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat
berupa dwimarta ataupun trimatra.
b)
Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya
seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta
C.
KONSEP PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni merupakan saran untuk
pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina
anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni
merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan
membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam
pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu
mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan,
daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni adalah
segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam
mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu.
selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan
dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta,
rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa
seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai
ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan
kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara
seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah
satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas
berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan
mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh
secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan
mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan
dan keinginan terhadap seni.
D. JENIS KARYA SENI RUPA
Jenis
karya seni rupa antara lain :
2.1
Membutsir
Membutsir adalah membentuk tanah
liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau
bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya
dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya
dengan tangan. Jika terlalu lembek biarkan (diangin-anginkan) hingga kadar
airnya berkurang, dan jika dipegang tanah tidak lengket pada tangan kita. Namun
jika menggunakan plastisin (lilin/malam), tidak akan terjadi masalah pengolahan
bahan. Pada tahap pertama, buatlah bentuk global (dari benda yang akan
diciptakan), kemudian buatlah bentuk rincinya setahap demi setahap. Untuk
menghaluskan permukaan bentuk, gunakan alat butsir (dari kawat atau kayu yang dibuat
menyerupai jari tangan).
Untuk membuat patung dengan Teknik butsir, membutuhkan
alat – alat sebagai berikut : sudip ,pisau, tali pemotong, rol penggilas serta
pahat pendukung lainnya.Bahan untuk
membuat patung dengan teknik butsir adalah tanah liat, semen, plastisin, lilin,
bubur kertas, sabun, dan gips.
Proses pembuatan
patung dengan teknik butsir adalah :
·
Siapkan tanah liat atau plastisin
·
Siapkan alat bantu butsir dan air
·
Siapkan meja putar (jika ada)
·
Siapkan gambar rancangan patung
·
Tempatkan tanah liat atua plastisin
di atas meja putar sedikit demi sedikit
·
Pijat – pijat bahan hingga mendekati
bentuk yang diinginkan secara global
·
Jika bahan kurang bisa di tambah,
sebaliknya bila berlebih bisa dikurangi
·
Sempurnakan bentuk dengan alat bantu
·
Berikan sentuhan akhir dengan pembentukan
detail patung dan di haluskan
Arti kata membentuk dapat
dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan. Membentuk dalam kaitan
kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam bahasa Belanda “boetseren”
atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan
membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin,
playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam pengembangannya, selama tidak mengingkari
maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat dipergunakan bahan-bahan lain
seperti kertas, karton atau bahan-bahan lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi
mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan dengan bahan yang lengket, basah
dan bisa dibentuk sesuai keinginan mereka. Anak-anak akan menghabiskan hari
mereka dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah liat, untuk merasakan
sensualitasnya.
Teknik membentuk sangat beraneka
ragam,diantaranya :
a.
Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi
dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah
masih dalam keadaan lembek.Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan
plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering
juga menggunakan alat yang disebut sudip.
b.
Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang
tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang
khusus .Media yang dapat dipakai antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat
dari bahan yang disambung-sambung.
c.
Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang
dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras
dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet
dan gips.
d.
Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung
beberapa bagian atau potongan bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut
rakitan.Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau
dengan cara yang lain.
2.2 Merangkai
Marangkai ialah menyusun atau
menyambungkan bagian benda yang satu ke benda yang lain hingga membentuk suatu
komposisi yang utuh berkesatuan. Susunan atau rangkaian tersebut menciptakan
struktur bentuk, baik bentuk abstrak ataupun naturalistis. Benda yang disusun
bisa berupa buah- buahan, sayur-sayuran, bunga-bungaan, benda-benda bekas
(limbah: kertas, dus, kaleng, botol plastik, kotak korek api, dsb). Teknik
merangkai bermacam- macam, ada yang dihekter, dilem, dipatri, diikat,
tergantung dari kebutuhan dan kemungkinan kekuatan dari konstruksi susunan
tersebut. Kegiatan in bisa berupa kegiatan: merangkai bunga, merangkai janur,
merangkai manik-manik, membuat jembatan dari dus bekas, membuat maket
rumah-rumahan dari kotak korek api, dan sebagainya.
A.
MEMBUTSIR DENGAN PLASTISIN/ MALAM
Alat dan
bahan
:
Plastisin
Cara Membuat
:
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Melunakkan plastisin dengan
cara memijat-mijatnya hingga bisa dibentuk.
c) Membentuk plastisin bundar
sebagai kepalanya.
d) Buat badannya agak panjang.
e) Membuat kaki patung dengan
ukuran yang sesuai dengan bentuk tubuh.
f) Membuat ekornya dengan
melintir-lintir plastisin hingga panjang dan kecil.
g) Membuat mata patung sekaligus
telinganya.
h) Tempelkan bagian-bagian yang
sudah dibentuk pada tubuh patung hingga membentuk tubuh yang utuh.
Hasil Karya Patung Plastisin
B. MERANGKAI BAHAN BEKAS
Bahan :
Kulit Bambu, lem kayu, Kardus, Sterofoam, Bambu Kecil, dan Triplek.
Alat
: gunting, pemotong triplek, pisau, penggaris, pensil
CARA PEMBUATAN :
a) Mencari desain miniatur Pure.
b) Potong triplek dengan ukuran
panjang 10 cm lebar 15 cm.
c) Tempel triplek dengan
sterofoam.
d) Bentuk Kardus agak miring
sebagai atap, dan semakin ke atas semakin kecil dan sesuaikan ukuran.
e) Tempelkan kulit bambu dengan
rapi pada kardus.
f) Untuk mempercantik, maka karya
tersebut bisa di cat atau di plitur.
Hasil Kerajinan Seni Rupa Merangkai
BAB III
PENUTUP
·
Kesimpulan
Seni
adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik
indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan
cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni
ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan
kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan
permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi
seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Fungsi Seni Rupa dapat berfungsi sebagai :media ekspresi, media komunikasi ,media pengembangan bakat .media pendidikan Aspek seni rupa antara lain: Aspek grahita,Aspek Garapan,Aspek Tata Jenis
Karya Seni Rupa antara lain :Karya rupa murni dan.Karya seni rupa terapan
Jenis
Karya Seni Rupa Antara Lain :Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin
(plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu
berdasarkan daya cipta. Marangkai ialah menyusun atau menyambungkan bagian
benda yang satu ke benda yang lain hingga membentuk suatu komposisi yang utuh
berkesatuan.
·
Saran
Sebaiknya
guru mampu menguasai teknik ini, sehingga dalam proses penerapannya nanti dapat
menjelaskan pada siswanya, dan siswanya pun mampu menerapkan dengan baik teknik
tersebut sehingga dapat menciptakan karya seni sesuai kreativitas
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar